Selasa, 14 Desember 2010

-BERSERAH PADA TAKDIR DAN ANUGERAH-

Jogja, 03. 04 WIB (14/12/2010)

Aku sudah tidak bisa lagi melanjutkan mimpiku hari ini... kucari-cari apa penyebabnya... sembari itu kuambil kembali kitab Al-Hikam dan menuliskan lagi disini... lagi-lagi dengan penuh harap tetap memberi manfaat. Kupilih-pilih topik yang rasanya sesuai dan baru kutemukan...
“IJTIHAADUKA FIIMAA DHUMINA LAKA WA TAQSHIYRUKA FIIMAA THULIBA MINKA DALIYLUN ‘ALANTHIMAASILBASHIYROTI MINKA”
-KESUNGGUHANMU MERAIH APA YANG TELAH DIJAMIN UNTUKMU DAN KELALAIANMU MENGERJAKAN APA YANG DITUNTUT DARIMU MERUPAKAN BUKTI PADAMNYA MATA HATI-

HIDUP ORANG beriman mengalir bersama-Nya (Q.16: 99). Karena Dia-lah Zat Yang Maha Pemberi. Jadi, tidak sepantasnya kita menjalani hidup dengan penuh ketegangan. Sebab, ketegangan dan rasa tertekan itulah yang sering menjadikan kita mengejar duniawi. Kita ibarat orang yang sedang berjuang menggapai kebahagiaan “SESAAT” untuk penderitaan “SEABAD”. Kita membutakan diri dari penghambaan kepada-Nya dan jatuh pada penghambaan pada dunia. NA’UDZUBILLAAH!

SAUDARA-SAUDARIKU TERCINTA, mungkin apa yang kita alami dan yang kita rasa adalah sama, PROBLEM tidak akan pernah membiarkan kita lepas begitu saja dari kehidupan, tapi dengan itu hendaknya membuat kita kembali pada-Nya setelah sekian lama menjauh, lebih mengingat-Nya, lebih dekat dengan-Nya, bersama-Nya. Bukankah tujuan kita adalah DIA? Ketika dalam kondisi begini seperti ini aku selalu meyakinkan diri (untukku dan untuk kita)... bahwa RENCANANYA JAUH LEBIH INDAH DARI APA YANG KITA KETAHUI. INNALLAAHA MA’ANA. INSYA ALLAH..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SUGENG RAWUH...