Banyak yang terjadi, banyak kejadian mungkin yang tak teringinkan berlangsung akibat kesalahan ucapan (awalnya), dalam diriku (khususnya) yang disesalipun akan menjadi sia-sia..., aku-dia-kamu-mereka... ah kadang tak pernah sejalan-beriringan-sealiran.
Begitulah, segala kemalangan ada pada kata-kata, kita semua memiliki sebuah dunia dalam diri kita, masing-masing dengan perangkatnya sendiri-sendiri. Tetapi bagaimana kita bisa mengerti satu sama lain? Jika dalam kata-kataku kuletakkan arti dan nilai yang kuanut dalam diriku, orang lain akan mengisi kata-katanya dengan isi dari dunianya! Kita fikir kita saling memahami, tetapi sesungguhnya tidak!
Aku memberikan satu tawaran, mutlak! Untuk kita bersama.. MARI KEMBALI PADA ALLAH!
AlHikam
TANAWWA’AT AJNAASUL A’MAALI LITANAWWU’I WAARIDAATIL AHWAALI—JENIS AMAL BERAGAM KARENA KONDISI SPIRITUAL YANG DIA BERIKAN JUGA BERAGAM
KITA TIDAK bisa mengingkari kenyataan bahwa apa yang terungkap dalam kata, sikap dan perbuatan kita adalah cerminan dari keadaan hati kita. Ini berkaitan dengan asupan ruhani yang kita terima. Asupan itu berkaitan dengan keluasan dan kesempitan hati kita dalam membangun kedekatan denganNya. Ada saat kita tiba-tiba menjadi sangat bijak dan ramah, ada saat kita bersikap sangat dingin, dan tak sedikit saat kita juga meledak-ledak. Untuk semua kondisi ini, mari bersikap tulus agar kita bisa melewatinya dengan mulus. Mari bersikap wajar dan sekali lagi.. MARI KEMBALI PADA ALLAH!
KITA SANGAT membutuhkan saat untuk “menarik diri” dari hingar-bingar kehidupan. Menemukan suasana tenang untuk memperbarui diri. Memikirkan dengan sungguh-sungguh tindakan untuk meluruskan, meneguhkan, dan menyeimbangkan setiap unsur kelemahan, kekurangan, aib dan sifat buruk lainnya yag melekat dalam diri. Ini adalah medan spiritual yang didalamnya kita dituntut untuk mampu memenangkan peperangan dengan diri sendiri. Menjadikan hati “sepi” dari kesia-siaan dan membuat nafsu “sendirian” dalam permainannya. Setelah itu, barulah kita kembali meneruskan perjalanan hidup dengan kesadaran penuh. Yakinlah, saat hening hati akan menjadi bening. Sungguh, MARI KEMBALI PADA ALLAH!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar