Selasa, 21 September 2010

Oleh-oleh dari Lombok

Syawal, awal yang baru untuk menjadi baru, awal yang baik untuk menjadi baik. Ah tidak mestinya segala perubahan harus diumbar, tidak mestinya setiap kebaikan harus diriya’kan. Dan segala niat hanya Allahlah yang tahu..
Sebelum melangkah lebih jauh, melalui tulisan ini dengan segala kerendahan hati dan penuh kesadaran diri—mohon dimaafkan dari segala salah dan khilaf yang mungkin pernah dilakukan (rasanya juga karena waktu yang tepat ketika sang Syawal belum menggantikan diri).
Pekan ini adalah pekan terakhir aku berada di Pulau Lombok tercinta, dan selanjutnya akan meneruskan suatu perjalanan untuk menyelesaikan tugas yang sempat tertunda beberapa bulan lalu dengan harapan semua itu selalu berada dalam ridhoNya, Amin Yaa Rabb. ‘Ala kulli haal.. teringat kembali upaya silaturrahim yang sempat kami lakukan bersama sahabat dan guruku, Insya Allah semuanya bukan dilandasi atas keterpaksaan, ke-riya’-an, ataupun niat yang bukan-bukan. Masih terkait, satu sms yang sempat kusisakan pada inboxku serasa sangat melekat dibenakku dan kupikir kujadikan oleh-oleh dari pulau pedas ini saat pergi esok, pun bisa menjadi pegangan dimanapun aku berada nantinya ... Semua terasa terkait—erat dengan peristiwa-peristiwa yang sempat mampir dalam hidupku
“Allah menguji keikhlasan dalam kesendirian. Allah memberi kedewasaan ketika masalah, berdatangan. Allah melatih ketegaran dalam kesakitan. Tetap istiqomah, sertakan Allah disetiap langkah. Hati yang siap memikul amanah adalah hati yang kuat, teguh dan tulus. Tak berharap apapun. Sebab hanya dari Allah berharap balasan. Jangan minta dikurangi bebanmu, tapi mintalah punggung ini agar kuat membawanya. INNALLAAHA MA’ANA”
Subhanallaah.. ini indah sekali ukhti, indah sekali saudariku.. semua terasa pas ketika aku kembali membacanya secara seksama. Terkesan sederhana namun sangatlah bermakna. Dari pertemuan kita kemarin, sejujurnya aku ingin sepertimu ukhti, aku iri dengan kepribadianmu yang begitu bersahaja, menyertakan Allah selalu dalam setiap langkah, selalu menyandarkah hidup pada yang Maha Hidup, Subhaanallaah.. benar-benar Uswatun Hasanah dirimu..
Ukhti.. kuyakini bahwasanya persaudaraan kita akan tetap abadi dijalan-Nya. Ukhuwah yang terbina adalah telaga bagi bathin yang rindu kesejatian cinta karena-Nya. Tempat jiwa berlabuh untuk menguatkan, memelihara, memberi dan berbagi dijalan-Nya. Ukhuwah yang terbina biarlah seperti seutas tasbih, ada awal namun tak ada akhir, tercipta untuk saling mengingat dan disusun untuk senantiasa mengharap ridho-Nya. Insya Allah tak kan putus sampai kapanpun, karena Allah adalah tumpuan ikatannya.
Ukhti.. ajaklah aku menemukan jalanku dijalanNya.. sudah lama aku kehilangan diri, sudah lama aku merasa lupa akan keberadaanku.. sudah begitu banyak yang menghujat, memaki aku atas ketidaktahuan diriku.. semuanya akan terasa termaafkan jika kau eratkan pegangan tanganmu atasku dan segera menuntunku bersamamu kembali padaNya, pada jalan yang diridhoi-Nya.
Kini kita telah jauh tapi tetap kepadamu kukirimkan salam terindah, salam sejahtera para penghuni syurga. Salam yang harumnya melebihi kasturi, sejuknya melebihi embun pagi. Salam hangat sehangat sinar mentari waktu dhuha. Salam suci sesuci telaga alkautsar yang jika direguk akan menghilangkan dahaga selama-lamanya. Salam penghormatan dan cinta karena Allah yang tiada akan pernah pudar dan berubah dalam segala musim dan peristiwa (ampure jika sms ukhti aku terbitkan disini)
Semoga Allah menyayangi orang yang sadar akan kadar jiwanya. Teruslah bersamaku ukhti.. sertakan aku bersamamu dijalanNya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SUGENG RAWUH...