Hasan Basri pada masa mudanya dikenal sebagai pemuda yang tampan dan flamboyan. Ia senantiasa berpenampilan rapi, klimis dan suka mengenakan pakaian-pakaian yang indah. Tak heran jika banyak gadis yang jatuh hati padanya. Ia memang menjadi pujaan banyak wanita. Hobi Hasan Basri adalah berjalan-jalan menjelajah kampung-kampung yang ada di kota Basra.
Pada suatu hari, ketika Hasan Basri berjalan-jalan, tiba-tiba ia melihat seorang wanita yang cantik jelita, bertubuh indah dan sangat menarik, sehingga iapun terpesona dibuatnya. Maka Hasan Basripun mengikuti wanita itu di belakangnya.
Merasa ada yang mengikuti, wanita itupun menoleh ke belakang, seraya berkata kepada Hasan Basri, "Apakah engkau tidak malu?" Hasan Basri balik bertanya, "Malu kepada siapa?" "Malu kepada zat yang Maha Mengetahui mata yang khianat dan apa-apa yang terbetik di dalam hati" jawab wanita itu sambil terus berlalu.
Rupanya telah tertanam rasa cinta di dalam hati sang Flamboyan ini, bahkan ia sudah tak sabar dan tak bisa lagi menguasai nafsunya, sehingga ia terus mengikuti wanita itu dari belakang. Wanita itu kembali menegurnya "mengapa engkau selalu mengikuti aku terus?" Hasan Basri menjawab "Sungguh aku telah terpesona dengan pandangan matamu" Wanita itupun berkata, "Pulanglah, nanti akan aku kirim kepadamu apa yang engkau kehendaki"
Hasan basri pun segera pulang. Ia mengira bahwa wanita itupun telah merasakan cinta kepadanya, sebagaimana ia telah jatuh cinta kepada wanita itu. Tak beberapa lama, seorang pelayan wanita cantik itupun datang kepadanya dengan membawa sebuah baki yang ditutup serbet. Berbagai pertanyaan muncul dalam benak Hasan Basri "Apa gerangan yang ada dalam baki ini?"
Tatkala Hasan basri membuka tutup baki itu, betapa terkejutnya dia. Ternyata isi dari baki tersebut adalah dua mata indah wanita yang dicintainya itu, pelayan wanita cantik itu berkata kepada Hasan Basri, "Tuan saya berkata, 'Aku tidak menghendaki mata yang menyebabkan seseorang terpesona kepadanya dan menjadikan timbulnya fitnah"
Mendengar penuturan pelayan itu, dan melihat kenyataan yang terjadi, maka hasan Basripun menjadi bergetar dan berdirilah bulu romanya, sehingga diapun memegangi jenggotnya, seraya bergumam kepada dirinya sendiri, "Celakalah engkau, sebab sudah berjebnggot, tetapi tidak mau lebih malu daripada wanita itu"
Hasan Basripun bertaubat dan menyesal pada saat itu. Ia menangis semalaman. Pagi harinya ia datang ke rumah wanita canti itu untuk meminta maaf serta minta dihalalkan segala kesalahannya. Tapi tatkala ia sampai dirumah wanita itu, ia mendapati pintu rumahnya tertutup dan terdengar suara tangisan dari orang-orang wanita di dalamnya. Diapun bertanya kepada orang yang ada disekitar rumah itu untuk mengetahui apa yang terjadi. Akhirnya dia pun mendapat jawaban bahwa wanita cantik itu telah meninggal.
Perasaan bersalah semakin berkecamuk dalam diri Hasan Basri, sehingga iapun menangis tiga hari lamanya, sembari memohon ampun kepada Allah. Pada malam yang ketiga, ia bermimpi melihat wanita itu sedang duduk-duduk di syurga. Hasan basripun berkata kepadanya "Sungguh, semuanya telah saya halalkan, karena saya telah memperoleh kebaikan yang banyak dari Allah sebab engkau" Hasan Basri berkata "Berikanlah nasihat kepadaku" "Kalau engkau sendirian, berzikirlah kepada Allah, dan setiap pagi dan petang mohon ampunlah engkau kepada-Nya, serta bertaubatlah"
Hasan Basri yang masih muda itupun menerima nasihat itu dan melaksanakannya, sehingga akhirnya ia menjadi orang yang masyhur di kalangan kaum muslimin, karena kezuhudan dan ketaatannya kepada Allah. Ia memperoleh derajat yang tinggi lagi mulia di sisi Allah, karena menjadi seorang kekasih (wali) Allah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar