Telah kuterima satu keputusan (penting dalam hidupku), semalam telah dikirimkannya untukku melalui beberapa SMS, maaf jika aku tidak sempat membalasnya dikarenakan kondisi yang mengkondisikan--dan kujamin 100% itu bukan ku sengaja. Beberapa menit berselang, SMS itu masuk ke inboxku dan meminta agar aku tidak memfollow up apapun darinya. Baiklah sahabat.. jika itu pintamu, aku tidak berhak memaksa. Semoga keputusanmu adalah kebaikanmu.
Hari ini Lombok masih ramah seperti biasanya dan aku baru punya kekuatan lagi untuk menulis kembali (semalam aku merasa tak enak badan dan lelah sekali, otakku pun sepertinya tak berfungsi) untuk menulis apa-apa yang tersisa dari persahabatan ini.
Rencana kembali ke Yogya minggu depan telah kuurungkan, mungkin akan kembali setelah idul fitri nanti sekaligus akan kuselesaikan beberapa urusanku di pulau Sumatera, semua harus tuntas.
Beberapa alasan aku bertahan di pulau pedas ini lebih karena aku masih ingin menata diri, melihat kembali, berintrospeksi.. mungkin pada saatnya nanti aku masih bisa temukan jawabannya, akukah? kamukah? apakah? penyebab semua ini. Aku tidak bisa menuliskan apa-apa lagi dari kita yang tersisa, karena apapun tak akan bisa merubah suasana. Oya agar tak sia-sia, 15 hari menjelang Ramadhan ini.. rasanya indah ketika diawali dengan maaf, indah disaat do'a bersama menjadi menu pembuka bersama--Ampure ageng sinampure--tiang banyak dosa, tolong dibantu do'a agar diampuni Allah SWT sang Raja alam semesta. Mohon ma'af lahir dan bathin..
BELUM ADA JUDUL
Pernah kita sama-sama susah
Terperangkap didingin malam
Terjerumus dalam lubang jalanan
Digilas kaki sang waktu yang sombong
Terjerat mimpi yang indah.., Lelah
Pernah kita sama-sama rasakan
Panasnya mentari hanguskan hati
Sampai saat kita nyaris tak percaya
Bahwa roda nasib berputar
Sahabat masih ingatkah kau
Sementara hari terus berganti
Engkau pergi dengan dendam membara.. dihati
Cukup lama aku jalan sendiri
Tanpa teman yang sanggup mengerti
Hingga saat kita jumpa hari ini
Tajamnya matamu tikam jiwaku
Kau tampar bangkitkan aku, sahabat
Seperti itu kau sering tuliskan sajak untukku, seperti itu pula aku kirimkan sebuah lagu untukmu, sahabat.
Aku ingin persahabatan ini tanpa akhir--mari kita sama-sama introspeksi diri agar tak sia-sia hidup kita, sahabat.
With Love,
--Rinjani--
Tidak ada komentar:
Posting Komentar