Assalamu'alaikumWr.Wb.. semoga sampai detik ini kita masih dalam keadaan dan merasakan manisnya iman, Amiin--Baiklah, seperti janji saya bulan lalu, atau minggu lalu—tepatnya beberapa hari yang lalu, tentang penderitaan bathin yang dialami Rinjani (maaf kalau saya menyebutnya sebagai penderitaan karena ketidaktenanganpun saya pikir termasuk dalam sebuah penderitaan, semoga saya tidak salah mengartinya) dan mungkin penderitaan teman-teman Rinjani, saya baru kemarin menemukan buku yang (Insya Allah) sepertinya cocok untuk topik kali ini yang membuka bulan ini dalam blog saya—awal juli, walaupun saya tidak tahu pasti tepatnya penyebab penderitaan Rinjani (lebih karena Rinjani memang tidak mau bercerita dengan pasti) tapi saya yakin bahwa topik inipun setidaknya bisa menenangkan—membuat tenang, membuat damai (jika itu yang diinginkan), dan saya sangat-sangat yakin tidak ada yang sia-sia dalam topik ini, sederhana tapi mengandung makna yang tidak sederhana. Tulisan ini bukan karya saya, tulisan ini adalah ringkasan dari sebuah buku karya seorang Ustadz Saiful Hadi-El Sutha yang mencoba memaparkan KEMAHA-PEMURAHAN Allah SWT terhadap semua hamba-Nya dengan memberi mereka "Kado Terindah" bagi mereka yang mau bersungguh-sungguh untuk menghapus dosa-dosanya.
Bismillaahirrahmaanirrahiim.. Ghafarallaahu Lana—Semoga Allah mengampuni kita
KADO TERINDAH UNTUK ORANG BERDOSA
Allah menciptakan manusia dengan dibekali dua potensi, yaitu potensi berbuat kebaikan dan potensi berbuat keburukan. Ini berarti manusia bertanggung jawab penuh atas apa yang dikerjakannya, dengan segala konsekwensinya.
Sebenarnya secara fitrah, manusia lebih berpotensi untuk berbuat baik dan taat kepada Allah SWT. Bahkan ketika masih di alam azali, sebelum ia dilahirkan ke muka bumi. Namun karena berbagai faktor dan sebab, perkembangan potensi manusia itu mengalami pasang surut, potensi untuk berbuat baik dan taat itu bisa tetap terpelihara, meskipun gelombang dosa kadang menggoyahkan. Dalam hidup ini, ada orang-orang yang merasa berputus asa dari rahmat dan ampunan Allah SWT karena merasa dirinya sudah terlanjur bergelimang dosa. Tak jarang karena rasa putus asa itu, seseorang lebih memilih untuk menenggelamkan diri dalam berbagai perbuatan dosa dan maksiat, karena menurutnya bertaubatpun percuma. Allah tidak mungkin melimpahkan ampunan kepada dirinya yang mempunyai dosa setinggi gunung dan sedalam lautan. Ini jelas anggapan dan pemikiran yang salah.
Pesimisme terhadap rahmat dan ampunan Allah jelas merupakan sifat yang sangat tercela, sifat itu hanya pantas berada pada diri orang yang sesat dan kafir. Orang yang didalam dirinya masih bersemayam iman kepada Allah SWT, harus senantiasa bersikap optimis untuk mengharapkan ampunanNya. Allah berfirman "Tidak ada orang yang berputus asa dari rahmat Tuhan-nya, kecuali orang-orang yang sesat" (Q.S. Al-Hijr:56). Dalam bukunya "Kado Terindah Untuk Orang Berdosa", mencoba memaparkan bagaimana kemurahan Allah kepada seluruh hamba-Nya.
SETIAP ORANG PASTI PERNAH BERDOSA
Manusia adalah tempat salah dan lupa, itulah petuah para bijak yang sudah sangat akrab di telinga kita. Memang tidak ada seorangpun di dunia ini yang tak pernah melakukannya, namun hanya orang-orang yang sanggup belajar dari dosa dan kesalahan itulah yang akhirnya dapat menuai kebahagiaan.
BAHAYA DOSA MAKSIAT
Perbuatan dosa dan maksiat adalah sumber petaka dan bencana, jelas sangat membahayakan eksistensi manusia sebagai makhluk yang mulia karena banyak sekali bahaya dan kerugian yang ditimbulkannya. Diantaranya adalah:
1. Menjadi penghalang untuk memperoleh ilmu pengetahuan
Orang yang banyak melakukan perbuatan dosa dan maksiat, maka ia akan sulit untuk menerima ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan yang ia terima akan sulit melekat di dalam hati dan pikiran. Sebab ilmu adalah cahaya (nur) yang diletakkan oleh Allah SWT ke dalam hati manusia, sementara dosa dan kemaksiatan adalah mendung gelap yang akan menutupi cahaya.
2. Menjadi terhalangnya ketaatan kepada Allah SWT
Dosa dan maksiat ibarat tali yang mengikat, sekali seorang melakukannya maka ia akan menghalangi dan mengikatnya dari melakukan ketaatan kepada Allah SWT
3. Menyebabkan orang menjadi hina
Orang yang melakukan perbuatan dosa atau maksiat, secara sadar atau tidak, telah menjatuhkan dirinya dalam kehinaan; hina dalam pandangan manusia, terlebih lagi di hadapan Allah SWT
4. Hilangnya rasa malu
Rasa malu merupakan unsur kehidupan bagi hati. Ia juga merupakan asal dari segala kebaikan. Oleh karena itu tak berlebihan jika Rasulullah menyatakan bahwa rasa malu adalah sebagian dari iman. Jika rasa malu itu telah hilang dari seseorang, maka akan hilang pula seluruh kebaikannya. Orang yang tidak lagi mempunyai rasa malu maka ia akan melakukan apa saja sekehendaknya, tak peduli yang dilakukannya sesuatu yang buruk dan nista
6. Hati menjadi keras
7. Menghilangkan berkah
8. Membuat hati menjadi sempit
9. Menyebabkan turunnya siksa di dunia
10. Mendapat laknat dan siksa Allah di akhirat
PINTU AMPUNAN SELALU TERBUKA
"Sesungguhnya Allah menyukai orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri" (Q.S. Al-Baqarah: 222)
Begitulah, dengan tegas Allah menyatakan bahwa Ia akan memberikan ampunan-Nya kepada siapa saja yang dengan tulus mau bertaubat dan kembali kepada-Nya, tak peduli seberapa banyaknya dosa yang telah dilakukan manusia.
TAUBATMU ITULAH 'PENOLONGMU'
"Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengat taubat yang semurni-murninya, mudah-mudahan Tuhan kamu akan menghapus kesalahan-kesalahanmu dan memasukkan kamu ke dalam syurga yang mengalir dibawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang yang beriman bersama dengan Dia; sedang cahaya mereka memancar dihadapan dan disebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan: Yaa Tuhan kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami; sesungguhnya Engkau Maha kuasa atas segala sesuatu." (Q.S. At-Tahrim: 8)
1. Ciri-ciri orang yang bertaubat
Diantara ciri-ciri tersebut adalah:
• Jika orang yang menyatakan bertaubat itu lebih baik (ucapan, tingkah laku/perbuatan) dibandingkan sebelum menyatakan taubat
• Ia selalu diliputi perasaan takut untuk melakukan perbuatan dosa
• Hatinya senantiasa diliputi rasa penyesalan yang mendalam dan rasa takut terhadap siksa Allah, baik dalam kehidupan dunia maupun kehidupan akhirat
• Hatinya mengalami sesuatu yang khusus dialami oleh orang yang bertaubat, misalnya keluhan hati dan tangisan sejati di hadapan Allah SWT
2. Syarat-Syarat Taubat
Diantara persyaratannya adalah:
• Adanya penyesalan karena telah melakukan dosa
• Adanya upaya nyata untuk melepaskan diri dari perbuatan dosa, misalnya dengan menghindarkan diri dari segala hal yang dapat menyeretnya kembali kepada perbuatan dosa
• Adanya keinginan kuat untuk tidak mengulangi perbuatan dosa pada kesempatan yang lain. Bohong jika ada yang mengaku telah bertaubat, namun ia masih juga melakukan kesalahan yang sama
• Mengembalikan hak-hak orang lain yang telah dirampasnya, sebagai bentuk pertaubatan, ataupun dengan cara meminta kerelaan pihak yang pernah dirampas haknya
• Adanya perubahan yang nyata dalam ucapan dan perbuatan seseorang yang menyatakan bertaubat, dari yang buruk menuju kepada yang baik, sesuai dengan ketentuan Allah dan RasulNya.
3. Hal-hal yang dapat mendorong taubat
• Niat yang murni untuk Allah semata
• Adanya upaya (usaha) keras dari orang yang bertaubat melakukan amal-amal saleh dengan sekuat tenaga, dan berketetapan hati untuk selalu di jalan kebaikan.
• Menyadari tentang buruk dan bahayanya perbuatan dosa untuk kehidupan dunia dan kehidupan akhirat.
• Menjauhi tempat yang penuh dengan maksiat, agar tidak terpengaruh untuk kembali melakukan perbuatan dosa dan maksiat
• Menghindarkan diri dan memusnahkan segala hal (sarana) yang bisa menyebabkan diri terdorong kembali untuk melakukan dosa dan maksiat
• Mengupayakan diri bergabung dengan orang-orang saleh yang gemar berbuat kebajikan.
• Senantiasa membaca ayat-ayat Al-Qur'an maupun hadis Nabi yang berisi ancaman terhadap orang-orang yang berdosa
• Senantiasa mengingat bahwa siksa Allah itu bisa datang kapan saja
• Senantiasa berzikir (mengingat) kepada Allah setiap saat
4. Manfaat Taubat
Segala sesuatu yang disyariatkan oleh Allah dan Rasul-Nya pasti ada hikmah dan manfaatnya, begitupun halnya dengan perintah taubat. Ada banyak manfaat taubat yang dinyatakan baik secara implisit maupun eksplisit oleh Allah dan Rasulullah. Diantara manfaat-manfaat taubat adalah:
• Taubat dapat menghapuskan segala dosa
• Taubat dapat mengganti keburukan menjadi kebaikan
• Taubat dapat mensucikan hati
• Taubat menjadikan hidup menjadi tenang dan damai
• Taubat dapat mendatangkan banyak rezeki dan kekuatan
• Taubat menjadi sebab keberuntungan di dunia dan akhirat
5. Etika dan tata cara bertaubat
"Bagaimana aku harus bertaubat?" pertanyaan ini mungkin akan mengusik hati orang-orang yang dalam hati kecilnya punya keinginan untuk bertaubat dan memperbaiki kesalahan. Seorang pendosa "kelas kakap" sekalipun, dalam hati kecilnya pasti mengakui bahwa apa yang dilakukannya adalah salah dan bertentangan dengan hti nurani, namun setan memang pandai membuat tipu daya, sehingga keinginan mulia untuk bertaubat itupun akan segera tertutup oleh bujuk rayu setan yang menawarkan kesenangan duniawi.
Langkah Pertama: yang harus dilakukan oleh orang yang ingin bertaubat adalah berusaha "menanggalkan" segala dosa, dengan cara menghadirkan niat dan keinginan kuat untuk tidak mengulangi lagi perbuatan-perbuatan dosa pada masa yang akan datang dan menyesali segala dosa yang terlanjur dilakukan.
Langkah Kedua: Membebaskan diri dari segala sesuatu ataupun sarana yang dapat mendorong kepada perbuatan dosa.
Langkah Ketiga: Berusaha membiasakan diri mengambil air wudhu dan menyempurnakannya, lalu mengerjakan shalat seraya memohon ampun kepada Allah.
Langkah Selanjutnya: banyak-banyak melakukan istigfar, zikir kepada Allah setiap saat dan setiap kondisi, serta berusaha keras untuk melakukan berbagai amal baik. Dan sebagai langkah terakhir yaitu senantiasa mempraktekkan do'a-do'a taubat yang diajarkan oleh Allah yang dipraktekkan oleh Rasul-nya, diantaranya:
a. Do'a Nabi Adam dan Siti Hawa
"Robbana Zholamna Anfusana Wa illam Tagfirlana wa tarhamna Lanakunanna minal khosirin--Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi" (Q.S. Al-A'raf: 23)
b. Do'a Nabi Yunus
"Laa ilaha illaa anta Subhaanaka inni kuntu minazzholimin--Tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Engkau. Maha suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim" (Q.S. Al-Anbiya: 87)
c. Do'a Nabi Ibrahim
"Robbanagfirli waliwalidayya walilmu'minina yauma yaqumulhisab—Ya Tuhan kami, beri ampunlah aku dan ibu bapakku dan sekalian orang-orang mu'min pada hari terjadinya hisab (hari kiamat)" (Q.S. Ibrahim: 41)
d. Doa Nabi Muhammad dan Kaum Mukminin
'Robbanagfirlana dzunubana wa isrofana fi amrina wa tsabbit aqdaamana wansurna 'alalqaumil kaafiriin—Ya Tuhan kami, ampunilah dosa-dosa kami dan tindakan-tindakan kami yang berlebih-lebihan dalam urusan kami dan tetapkanlah pendirian kami, dan tolonglah kami terhadap kaum yang kafir" (Q.S. Ali-Imran: 147)
e. Doa Nabi Musa
"Robbi innii zolamtu nafsi fagfirlii—Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah menganiaya diriku sendiri karena itu ampunilah aku" (Q.S. Al-Qasas: 16)
6. Cara menyikapi dosa
• Tidak menganggap remeh suatu dosa, meskipun ia hanya dosa kecil
• Tidak menyiar-nyiarkan dosa yang terlanjur dilakukan kepada orang lain, meskipun dosa itu terjadi pada masa lalu
• Tidak menunda-nunda taubat atas dosa
• Tidak meneruskan perbuatan dosa
• Tidak berputus asa karena dosa
HAL-HAL YANG DAPAT MENGHAPUS DOSA
Allah memang Maha Pengasih dan Maha Penyayang kepada seluruh hamba-Nya. Ia selalu mencurahkan kemurahan-Nya kepada siapa saja yang tidak pernah putus asa dari mengharapkan rahmat-Nya. Demikian pula halnya terhadap orang-orang yang terlanjur berbuat dosa dalam hidupnya, Allah berkenan menjadikan taubat sebagai sarana untuk menebus dosa. Diantara hal-hal yang dapat menghapus dosa adalah:
• Menyempurnakan wudhu dan rajin beribadah/pergi ke masjid
• Puasa sunah pada hari 'Arafah (9 Zulhijjah) dan 'Asyura (10 Muharram)
• Melakukan ibadah pada bulan Ramadhan
• Melaksanakan haji yang mabrur bagi yang mampu
• Membantu (memberikan kemudahan) kepada orang yang sedang ditimpa kesulitan
• Mengikuti perbuatan buruk yang terlanjur dilakukan dengan kebaikan
• Bersabar saat menghadapi bala' (ujian hidup)
• Memelihara shalat lima waktu, shalat jum'at, dan puasa Ramadhan
• Banyak berdo'a dan berzikir
• Memperbanyak sujud
• Rajin melakukan Qiyam al-lail
• Jihad Fii Sabilillah
• Banyak bershadaqah
• Menghadiri majlis zikir dengan niat mendekatkan diri pada Allah
Demikian sedikit saja dari buku seri bening hati yang saya ringkas, jika menginginkan kelengkapannya Insya Allah bukunya sampai saat ini masih ada pada saya
Ala Kulli Haal, semoga kita bukan termasuk orang yang merugi, dan kelanjutan dari topik ini akan disajikan kisah-kisah orang yang meraih Husnul Khatimah Karena Taubat. Akan saya sajikan dalam beberapa episode agar tidak menjadi panjang tulisan ini.
MEMAHAMI HAKIKAT HIDUP, TAK MESTI SELALU LEWAT PETUAH DAN NASIHAT. MEMAHAMI MAKNA HIDUP, TAK SELALU MELALUI HAMBURAN KATA, PELAJARAN HIDUP BISA DIGALI DARI SEBUAH KISAH DAN CERITA.
YA………… KISAH DAN REALITA DI SEKITAR KITA,BAHKAN JUGA KISAH-KISAH ORANG SEBELUM KITA ADALAH MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MERAIH MAKNA.
NB:
Semoga Rinjani dan kawan-kawan bisa menemukan makna dan selalu percaya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar